Sungai Cipaniis
terletak di Kawasan Wisata Paniis Singkup, Desa Paniis, Kecamatan Pasawahan,
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Untuk sampai ke lokasi wisata tersebut, dapat
ditempuh dari Kota Cirebon selama hampir satu jam. Jarak Kota Cirebon dengan
Paniis sekitar 60 kilometer, melintasi jalan kampung yang naik-turun dan
sebagian rusak. Di kanan-kiri jalan terdapat kebun salak milik warga.
Minimnya papan penunjuk menuju
lokasi wisata itu tak menjadi penghalang bagi pengunjung untuk menemukan air
Cipaniis yang konon bertuah. Warga Paniis dan sekitarnya percaya bahwa air
sungai itu bisa membawa berkah jodoh bagi pasangan muda-mudi yang mandi atau
meminum air tersebut.
Suasana sejuk segera menyapa ketika
memasuki kawasan wisata alam tersebut. Pohon-pohon pinus tegak berdiri,
menghalau panas yang beberapa menit sebelumnya masih terasa.
Kawasan itu dulunya berada di
wilayah hutan produksi Perhutani. Sejak 2011, kawasan itu dikelola oleh Taman
Nasional Gunung Ciremai bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Aneka Usaha
(PDAU), badan usaha milik daerah Kabupaten Kuningan yang bergerak di bidang jasa,
perdagangan, dan pariwisata. Sungai Cipaniis bagi warga Paniis merupakan sumber
kehidupan. Warga memanfaatkan air sungai untuk air minum dan irigasi pertanian.
Sayangnya, sebagian warga sering kali mencuci pakaian di sungai itu,
Gambar II-3 –
Seorang ibu dan anaknya terlihat mencuci di sungai cipaniis
Air sungai itu merupakan bagian
penting dari tahapan kehidupan warga. Kalauada hajatan, misalkan pernikahan,
atau ada bayi lahir, biasanya warga mengambil air dari sini. Mereka yang datang
mengambil air di sini tidak hanya dari Kuningan, tetapi juga Cirebon, Indramayu,
dan Majalengka. Mereka percaya air dari sungai ini memiliki tuah kebaikan
dipercaya bisa cepat mendatangkan jodoh dan menghilangkan penyakit.
Sumber air Cipaniis juga vital bagi
warga Kota Cirebon. Tahun 1982, sumber air Paniis bagi Kota Cirebon ini disebut
sebagai sumur air terbesar se-Asia Tenggara. Setelah dikumpulkan, air lalu
dialirkan melalui pipa-pipa PDAM menuju bak-bak kontrol, antara lain di
Plangon, sebelum dialirkan ke pusat penampungan air PDAM Cirebon di Jalan
Tuparev.
Di kawasan wisata, dibangun juga
sebuah bak penampung air PDAM Cirebon, sekitar 200 meter dari pintu masuk. Di
bagian belakang, sekitar 500 meter dari pintu masuk, juga ada bak penampungan
air yang dibangun sejak zaman Belanda. Dahulu, bangunan itu digunakan untuk menampung
pasokan air bagi warga di wilayah Karesidenan Cirebon. Kompleks bangunan bercat
putih itu masih dimanfaatkan.
Di kawasan Paniis Singkup tersebut
juga ada bumi perkemahan seluas sekitar 2 hektar. Bumi perkemahan itu berada
pada dataran yang lebih tinggi. Anak sekolah dari tingkat SD hingga SMA sering
berkemah di bumi perkemahan Paniis Singkup. Daya tampungnya mencapai 1.000
siswa. Namun, fasilitas perkemahan perlu ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar